PERANCANGAN KEMASAN SELF HEATING DAN FROZEN FOOD DAPUR MORA
Tidak dapat dipungkiri, bisnis kuliner merupakan salah satu jenis bisnis yang sangat menguasai pasar saat ini. Bagaimana tidak, dalam pandemi sekalipun, bisnis dibidang kuliner bahkan masih dianggap bisnis yang masih dapat survive, meski juga mengalami penurunan penjualan secara drastis, sektor kuliner dianggap masih tergolong lebih baik dibanding sektor lain. Bahkan disaat awal terjadinya pandemi, para konsumen justru berbondong-bondong menimbun berbagai bekal makanan, mulai dari frozen food, makanan siap saji, makanan instant, makanan ringan hingga berbagai bahan pokok. Makanan instan dan dan frozen food, merupakan jenis makanan yang sangat amat digemari masyarakat. Selain praktis dan mudah diolah, rasa makanan instant dan frozen food juga tidak kalah dengan makanan yang diolah secara komplek. Meskipun terkesan low effort, makanan instant dan frozen food juga dinilai sangat membantu seluruh lapisan masyarakat, terutama masyarakat ibukota, yang cenderung tidak memiliki waktu untuk membuat makanan secara kompleks, hal ini lah yang memicu banyaknya varian makanan instan, mulai dari nasi, mie, bihun, spaghetti, hingga bubur instant. terbatasnya sumber daya manusia yang berlatar belakang desainer, baik desainer produk maupun desainer komunikasi visual, seperti halnya UMKM lainnya, harus bersaing antar UMKM Kuliner dalam pesatnya pertumbuhan industri kuliner di Indonesia, khususnya kota Bandung. Frekuensi Permintaan daring yang tinggi, mau tidak mau mengharuskan UMKM ini untuk membuat digital menu yang efektif dan lebih representatif.
Desain Sudut Baca Ergonomis Pondok Pesantren Al-Furqon
Pondok Pesantren Tahfidz Yatim Dhuafa Al-Furqon terus berkembang sebagai pusat pendidikan yang peduli akan kesejahteraan santri. Sebagai bagian dari komitmen kami dalam meningkatkan lingkungan belajar yang inklusif dan memperhatikan kesejahteraan santri, tim pengabdian masyarakat dari Program Studi S1 Desain Produk telah berkolaborasi erat dengan pengurus pesantren dalam merancang dan mengimplementasikan sudut baca yang ergonomis. Dengan penekanan pada kenyamanan dan kebutuhan praktis, inisiatif ini bertujuan untuk memberikan ruang yang inspiratif dan mendukung untuk kegiatan literasi santri. Desain ergonomis pada sudut baca di pesantren tidak hanya sekadar soal estetika, namun juga mengenai fungsi yang memperhatikan kesehatan fisik dan kenyamanan penggunanya. Melalui kolaborasi yang erat antara tim pengabdian masyarakat dan pihak pesantren, kami berhasil merancang solusi yang tidak hanya memperhatikan ketersediaan ruang, tetapi juga mengakomodasi kebutuhan santri dalam mengakses bahan bacaan secara lebih efisien. Implementasi desain sudut baca yang ergonomis ini melibatkan proses yang menyeluruh, dari pemetaan kebutuhan hingga pengaturan ruang. Dalam perjalanan ini, kami juga mempertimbangkan variasi usia santri dan tujuan penggunaan sudut baca tersebut. Dengan memahami berbagai kebutuhan dan preferensi, kami menghadirkan sebuah ruang yang tidak hanya mempromosikan minat baca, tetapi juga menghadirkan pengalaman yang menyenangkan dan ergonomis bagi setiap individu.
PERANCANGAN FASILITAS PENUNJANG SISTEM SELF-SERVICE
Sistem self-service pada rumah makan merupakan gerakan yang dianggap sebagai sesuatu yang baru dan inovatif, bukan hanya dari aktivitas peduli lingkungan saja,program dan sistem ini melibatkan kebiasaan pengguna dan lingkungan kerjanya. Fasilitas self-service station diharapkan menjadi bagian dari gerakan untuk mendukung gerakan Beberes Sendiri dimana menurut Meuthia (2021), kesadaran lingkungan dan faktor ketersediaan sarana memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat penerimaan program Beberes Sendiri di rumah makan. Menurut Nurdiansyah (2019), self-service adalah sebuah jenis pelayanan dimana pramusaji tidak melayani atau mendatangi meja untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya. Penggunaan fasilitas penunjang sistem self-service ini dirancang agar dapat meningkatkan efektifitas dan kenyamanan pengguna yang berujung pada kepuasan pengguna/konsumen. Dimana penelitian yang dilakukan oleh Gunawardana, Kulathunga, dan Perera (2015) menyatakan bahwa penghematan waktu yang ditawarkan pada layanan self-service memegang peranan penting dalam kepuasan konsumen, hal ini sesuai dengan pernyataan Kartika (2010) dimana kepuasan kerja merupakan refleksi dari pengguna terhadap aktivitas yang dilakukannya sebagai hasil interaksi antar pengguna, aktivitas, serta linkungan kerja. Self-service station pada rumah makan ini diharapkan dapat meningkatkan efektifitas dan kenyaman para pengguna hasil kerjasama dengan Program Studi Desain Produk Fakultas Industi Kreatif Telkom University.
Media Pembelajaran berbasis Montessori di TK Graha Ananda
Desain aparatus Montessori yang dikembangkan untuk TK Graha Ananda mencakup berbagai elemen kreatif yang memfasilitasi pembelajaran huruf dan angka. Aparatus ini didesain dengan mempertimbangkan kebutuhan anak usia dini, seperti warna-warna cerah, bentuk yang menarik, dan penggunaan material yang aman dan tahan lama. Tujuan dari pengembangan desain produk ini, yaitu memberikan metode pembelajaran yang lebih interaktif dan memikat bagi anak usia dini. Selain itu, tujuannya juga melibatkan aspek pengembangan motorik halus, kreativitas, dan keterampilan kognitif anak dalam proses pembelajaran huruf dan angka. Desain aparatus Montessori yang telah dikembangkan dapat terus ditingkatkan dan disesuaikan dengan perkembangan pendidikan anak usia dini. Kolaborasi yang terjalin antara sekolah, ahli Montessori, dan pihak terkait dapat menjadi landasan untuk program-program berkelanjutan yang mendukung pendidikan yang lebih baik. Kelima, pengabdian masyarakat ini tidak hanya memberikan manfaat di tingkat lokal, tetapi juga menjadi contoh yang dapat diadopsi oleh sekolah-sekolah lain dalam mengimplementasikan pendekatan Montessori yang inovatif dalam pendidikan anak usia dini. Dengan memperluas dampaknya, pengabdian ini memiliki potensi untuk menjadi salah satu model dalam peningkatan pendidikan anak usia dini yang berkelanjutan di berbagai wilayah. Penggunaan Sandpaper Letter, Sandpaper Number, dan Moving Alphabet telah memberikan dampak yang signifikan pada perkembangan anak usia dini di TK Graha Ananda. Melalui metode Montessori yang interaktif dan sensorik ini, anak-anak telah menunjukkan peningkatan dalam memahami konsep huruf dan angka secara lebih mendalam. Penggunaan bahan-bahan yang berbeda tekstur pada Sandpaper Letter dan Sandpaper Number telah merangsang sensorik mereka, memperkuat pemahaman visual dan sensorik terhadap huruf dan angka. Sementara itu, implementasi Moving Alphabet telah memberikan pengalaman belajar yang dinamis, memfasilitasi koordinasi motorik halus mereka sambil memperkenalkan konsep huruf dan angka secara menyenangkan. Dampak positifnya terlihat dari peningkatan minat belajar anak-anak, kemandirian dalam pembelajaran, serta peningkatan keterampilan membaca, menulis, dan berhitung pada tahap awal perkembangan mereka.
Desain Dressing Frame Koordinasi Mata-Tangan Anak TK Graha Ananda
Dressing Frame, sebuah inovasi penting dalam dunia pendidikan anak usia dini, telah menjadi landasan yang memperkaya pengalaman belajar anak-anak. Kehadirannya bukan hanya sekadar alat pembelajaran, melainkan sebuah wadah yang menyimpan nilai-nilai esensial dalam pengembangan keterampilan motorik halus dan kognitif anak usia dini. Di TK Graha Ananda, kami di Program Studi Desain Produk telah menggali secara mendalam kebutuhan akan Dressing Frame yang ergonomis dan sesuai dengan prinsip Montessori untuk memfasilitasi kemandirian anak-anak dalam belajar. Mengintegrasikan Ergonomi dalam Desain Dressing Frame Desain Dressing Frame tidak hanya tentang fungsionalitasnya sebagai alat pembelajaran, tetapi juga tentang bagaimana kami di Program Studi Desain Produk memperhatikan aspek ergonomis. Kami menyadari pentingnya sebuah rak putar yang ergonomis untuk menampilkan Dressing Frame agar mudah diakses dan disimpan kembali oleh anak-anak usia dini. Dengan mempertimbangkan dimensi antropometri anak-anak, kami merancang rak putar yang tepat sehingga proses pengambilan dan penyimpanan Dressing Frame menjadi lebih mudah. Prinsip Montessori menekankan pada kemandirian anak dalam belajar. Dressing Frame yang kami rancang tidak hanya memberikan stimulasi motorik halus dan koordinasi-mata anak, tetapi juga membangun kognisi anak-anak. Saat mereka berinteraksi dengan Dressing Frame, mereka tidak sekadar belajar mekanisme berpakaian, tetapi juga memahami urutan langkah-langkah, melatih konsep spasial, dan mengembangkan keterampilan memecahkan masalah sederhana. Ini adalah fondasi bagi kemandirian mereka dalam aktivitas sehari-hari, membangun keterampilan motorik halus, persepsi visual, dan kemampuan kognitif secara menyeluruh. Desain dari Dressing Frame yang dihasilkan pada penelitian merupakan perpaduan harmonis antara fungsi pembelajaran dan fungsionalitas desain yang mempertimbangkan prinsip ergonomis. Melalui Dressing Frame yang dihasilkan, anak-anak di TK Graha Ananda akan mendapatkan alat pembelajaran yang tidak hanya bermanfaat dalam pengembangan keterampilan awal, tetapi juga mendukung prinsip-prinsip kemandirian yang menjadi inti dari pendekatan Montessori. Kami di Program Studi Desain Produk berkomitmen untuk menyediakan solusi desain yang inovatif dan mendukung pendidikan anak usia dini. Dengan Dressing Frame yang ergonomis dan mendukung prinsip Montessori, kami berharap dapat memberikan kontribusi yang berarti dalam perjalanan belajar anak-anak di TK Graha Ananda.