
Mengenalkan Rempah Nusantara Sejak Dini: Tel-U Rancang Puzzle Edukatif untuk PAUD Cihaurgeulis
Bandung, 2025 – Warisan budaya Indonesia tidak hanya hidup dalam tarian dan kain tradisional, tapi juga dalam kekayaan rempah-rempah Nusantara yang telah dikenal dunia sejak zaman dahulu. Namun, pemahaman anak-anak terhadap kekayaan rempah tersebut makin tergerus zaman. Menjawab tantangan ini, tim dosen dan mahasiswa Program Studi Desain Produk Telkom University meluncurkan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (Abdimas) berupa perancangan media edukatif puzzle bertema rempah khas Nusantara untuk anak usia dini.
Kegiatan ini dilaksanakan di POS PAUD Cihaurgeulis, sebuah lembaga pendidikan nonformal di Kelurahan Cihaurgeulis, Bandung, yang sejak 2006 berperan aktif dalam pendidikan anak usia 3–6 tahun. Mengangkat tema pelestarian budaya dan edukasi sensorik, tim pengabdi merancang puzzle interaktif dengan ilustrasi berbagai jenis rempah seperti pala, kayu manis, cengkeh, dan kunyit—dalam bentuk yang menarik, informatif, dan ramah anak.
“Puzzle ini dirancang bukan sekadar sebagai mainan, tapi sebagai alat bantu belajar sensorik dan budaya yang menyenangkan,” jelas perwakilan tim dosen pelaksana. Setiap potongan puzzle dilengkapi informasi sederhana berupa nama, fungsi, dan asal rempah, dengan warna-warna cerah yang menarik perhatian anak-anak.
Yang menarik, puzzle ini dibuat dari kayu daur ulang, mendukung prinsip keberlanjutan dan pengajaran nilai cinta lingkungan sejak dini. Selain itu, dalam proses produksinya, program ini juga melibatkan pengrajin kayu lokal, memberikan kontribusi langsung pada ekonomi kreatif di Bandung.
Kegiatan tidak hanya fokus pada produk, tetapi juga menyasar integrasi ke dalam kurikulum. Guru-guru PAUD mendapatkan pelatihan khusus untuk menggunakan puzzle ini dalam pembelajaran, sementara orang tua diberi sosialisasi agar dapat melanjutkan proses belajar di rumah. Kegiatan ini pun dilengkapi dengan sesi uji coba, observasi, dan evaluasi bersama anak-anak secara langsung.
Melalui media sederhana seperti puzzle, anak-anak tak hanya belajar mengenal warna dan bentuk, tetapi juga mulai memahami cerita di balik kekayaan tanah air mereka. Dan di tangan kecil mereka, masa depan warisan nusantara tetap terjaga.