Gyotaku Stamping Kit: Edukasi Biota Air Lokal
Sebagai bagian dari kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat tahun 2025, tim lintas disiplin dari Program Studi Desain Produk Fakultas Industri Kreatif bekerjasama dengan tim dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Telkom tengah mengembangkan Gyotaku Stamping Kit—media edukatif berbasis seni cetak ikan yang bertujuan untuk mengenalkan keanekaragaman biota air lokal kepada anak-anak usia sekolah dasar. Kegiatan diawali dengan audiensi bersama Pemerintah Desa Lebakwangi, Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung, yang dilaksanakan pada Senin, 5 Mei 2025. Dalam pertemuan tersebut, tim memaparkan gagasan pengembangan produk edukatif yang memadukan seni, lingkungan, dan potensi ekonomi kreatif berbasis lokal. Pemerintah desa menyambut baik inisiatif ini dan menyatakan dukungan terhadap kegiatan yang mengedepankan pendekatan partisipatif dan kontekstual. Saat ini, tim pengabdian masyarakat tengah berada pada tahap eksplorasi desain stamp—yakni pengembangan bentuk cetakan ikan yang aman, ergonomis, dan menarik secara visual. Sepuluh jenis ikan telah dipilih berdasarkan ketersediaan di lingkungan sekitar, kemudahan pengenalan oleh anak-anak, dan kekayaan bentuk visualnya, di antaranya ikan mujair, nila, lele, gabus, dan belida. Dalam tahap ini juga dipertimbangkan potensi pengembangan produk lebih lanjut sebagai media pembelajaran yang bernilai ekonomi, khususnya dalam konteks kewirausahaan pendidikan dan produk kreatif lokal. Melalui kolaborasi antara bidang desain dan ekonomi, kegiatan ini diharapkan tidak hanya memperkuat kesadaran ekologis siswa sekolah dasar, tetapi juga membuka peluang bagi masyarakat lokal untuk terlibat dalam pengembangan dan pemanfaatan produk edukatif berbasis potensi alam sekitar. Kegiatan ini menjadi bentuk nyata sinergi antar fakultas dalam menjawab isu pendidikan, lingkungan, dan ekonomi kreatif secara terpadu, serta kontribusi aktif Universitas Telkom dalam penguatan masyarakat berbasis pengetahuan dan inovasi.
Meja Modular Inovatif: Solusi Ergonomis di POS PAUD Cihaurgeulis
Meja Modular Inovatif untuk PAUD: Desain Produk Tel-U Hadirkan Solusi Ergonomis di Cihaurgeulis Bandung, 2025 – Untuk mendukung kualitas pembelajaran anak usia dini, tim dosen dan mahasiswa Program Studi Desain Produk Telkom University kembali menggelar kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (Abdimas) dengan merancang dan menghibahkan meja belajar modular ke POS PAUD Cihaurgeulis. Inisiatif ini hadir sebagai respon atas tantangan keterbatasan sarana furnitur yang fleksibel dan ergonomis di lembaga pendidikan usia dini tersebut. POS PAUD Cihaurgeulis, yang telah berdiri sejak tahun 2006 sebagai bagian dari program PKK Kelurahan Cihaurgeulis, kini menampung 45 anak didik dengan keterbatasan ruang dan fasilitas. Di tengah keterbatasan itu, tim Abdimas menginisiasi sebuah solusi desain berupa meja modular yang dapat dikonfigurasi ulang sesuai kebutuhan kelas brrdasarkan aktivitas individual, kerja kelompok, hingga kegiatan bermain. “Meja bukan sekadar tempat belajar. Ia bisa menjadi media eksplorasi, interaksi, dan pembelajaran kolaboratif, jika didesain dengan cermat,” ujar salah satu dosen pelaksana. Meja yang dikembangkan memiliki bentuk ergonomis, sudut aman bagi anak-anak, ringan, mudah dipindahkan, dan terbuat dari material ramah lingkungan. Selain fleksibel, desain meja ini juga mempertimbangkan efisiensi ruang serta estetika edukatif dengan warna-warna cerah untuk merangsang perkembangan sensorik anak. Seluruh rangkaian kegiatan, mulai dari observasi kebutuhan, desain, produksi, implementasi, hingga pelatihan untuk guru, dilakukan secara kolaboratif bersama pendidik dan komunitas di POS PAUD. Guru diajak merancang bersama, agar hasilnya benar-benar sesuai kebutuhan nyata di lapangan. Program ini juga melibatkan pengrajin kayu lokal dalam proses pembuatan meja, yang memperkuat dampak pemberdayaan masyarakat. Setelah meja diimplementasikan, proses monitoring dan evaluasi dilakukan untuk melihat sejauh mana desain ini berkontribusi terhadap kenyamanan, fleksibilitas, dan efektivitas kegiatan belajar-mengajar. Dengan pendekatan desain yang berpusat pada pengguna, ditambah pelibatan aktif masyarakat, kegiatan ini menjadi wujud nyata bagaimana desain dapat menciptakan solusi konkret untuk pendidikan inklusif dan berkelanjutan.
Puzzle Edukatif: Mengenalkan Rempah Nusantara Sejak Dini
Mengenalkan Rempah Nusantara Sejak Dini: Tel-U Rancang Puzzle Edukatif untuk PAUD Cihaurgeulis Bandung, 2025 – Warisan budaya Indonesia tidak hanya hidup dalam tarian dan kain tradisional, tapi juga dalam kekayaan rempah-rempah Nusantara yang telah dikenal dunia sejak zaman dahulu. Namun, pemahaman anak-anak terhadap kekayaan rempah tersebut makin tergerus zaman. Menjawab tantangan ini, tim dosen dan mahasiswa Program Studi Desain Produk Telkom University meluncurkan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (Abdimas) berupa perancangan media edukatif puzzle bertema rempah khas Nusantara untuk anak usia dini. Kegiatan ini dilaksanakan di POS PAUD Cihaurgeulis, sebuah lembaga pendidikan nonformal di Kelurahan Cihaurgeulis, Bandung, yang sejak 2006 berperan aktif dalam pendidikan anak usia 3–6 tahun. Mengangkat tema pelestarian budaya dan edukasi sensorik, tim pengabdi merancang puzzle interaktif dengan ilustrasi berbagai jenis rempah seperti pala, kayu manis, cengkeh, dan kunyit—dalam bentuk yang menarik, informatif, dan ramah anak. “Puzzle ini dirancang bukan sekadar sebagai mainan, tapi sebagai alat bantu belajar sensorik dan budaya yang menyenangkan,” jelas perwakilan tim dosen pelaksana. Setiap potongan puzzle dilengkapi informasi sederhana berupa nama, fungsi, dan asal rempah, dengan warna-warna cerah yang menarik perhatian anak-anak. Yang menarik, puzzle ini dibuat dari kayu daur ulang, mendukung prinsip keberlanjutan dan pengajaran nilai cinta lingkungan sejak dini. Selain itu, dalam proses produksinya, program ini juga melibatkan pengrajin kayu lokal, memberikan kontribusi langsung pada ekonomi kreatif di Bandung. Kegiatan tidak hanya fokus pada produk, tetapi juga menyasar integrasi ke dalam kurikulum. Guru-guru PAUD mendapatkan pelatihan khusus untuk menggunakan puzzle ini dalam pembelajaran, sementara orang tua diberi sosialisasi agar dapat melanjutkan proses belajar di rumah. Kegiatan ini pun dilengkapi dengan sesi uji coba, observasi, dan evaluasi bersama anak-anak secara langsung. Melalui media sederhana seperti puzzle, anak-anak tak hanya belajar mengenal warna dan bentuk, tetapi juga mulai memahami cerita di balik kekayaan tanah air mereka. Dan di tangan kecil mereka, masa depan warisan nusantara tetap terjaga.
Family Peacebuilding Kit: Media Edukatif untuk Keluarga Harmonis
Family Peacebuilding Kit: Kolaborasi Desain Produk Tel-U dan Gerakan Binar Hadirkan Media Edukatif untuk Keluarga Harmonis Bandung, 2025 — Dalam upaya membangun lingkungan keluarga yang harmonis dan mendukung tumbuh kembang anak, tim dosen dan mahasiswa Program Studi Desain Produk Telkom University menginisiasi program Pengabdian kepada Masyarakat (Abdimas) bertajuk “Desain Produk Turunan Family Peacebuilding Kit”. Kegiatan ini berkolaborasi dengan Gerakan Binar Bermain Belajar, komunitas nasional yang fokus pada edukasi keluarga dan penguatan nilai-nilai perdamaian sejak dini. Gerakan Binar yang berdiri sejak 2019 telah memiliki lebih dari 1.900 anggota di 24 provinsi dan aktif menggelar ribuan aktivitas bermain bersama anak. Salah satu program unggulannya adalah Family Peacebuilding Kit, media edukasi untuk membantu keluarga membangun komunikasi positif dan menyelesaikan konflik secara damai. Namun, desain dan material produk ini masih memerlukan pengembangan agar lebih sesuai dengan kebutuhan keluarga Indonesia. Menanggapi hal tersebut, tim dosen dan mahasiswa melalui program abdimas melakukan rancang ulang terhadap kit ini, mencakup riset pengguna, desain prototipe yang lebih interaktif dan ergonomis, hingga uji coba langsung bersama komunitas. Hasilnya adalah produk turunan Family Peacebuilding Kit yang tidak hanya fungsional, tetapi juga menarik secara visual dan aman digunakan oleh anak-anak. “Kami ingin menjadikan media edukasi ini sebagai sarana membentuk keluarga yang inklusif, toleran, dan harmonis. Tidak hanya untuk orang tua, tetapi juga untuk anak-anak sebagai bagian aktif dalam proses pembelajaran sosial,” ujar perwakilan tim dosen pelaksana. Program ini tidak berhenti di tahap desain. Tim juga menyelenggarakan pelatihan penggunaan kit bagi orang tua dan komunitas, serta melakukan diseminasi melalui platform digital milik Gerakan Binar. Selain itu, pendekatan pemberdayaan ekonomi lokal turut diintegrasikan dengan melibatkan pengrajin dan pelaku usaha kecil dalam proses produksi, membuka potensi ekonomi baru sekaligus memperkuat keterlibatan masyarakat. Inovasi ini menunjukkan bagaimana desain produk tidak hanya soal estetika dan fungsi, tetapi juga dapat menjadi alat transformasi sosial dalam membangun nilai dan karakter di lingkup terkecil masyarakat.
Desain Rak Multifungsi untuk Rutaba Al-Fath di Sumedang
Ruang Belajar Lebih Ergonomis dan Ramah Anak: Desain Produk Tel-U Ciptakan Rak Multifungsi untuk Rumah Tahfidz di Sumedang Sumedang, 2025 – Guna mendukung kenyamanan dan efektivitas pembelajaran anak usia dini, tim dosen dan mahasiswa dari Program Studi Desain Produk Telkom University menginisiasi kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (Abdimas) yang berfokus pada perancangan rak edukatif multifungsi. Kegiatan ini dilaksanakan di Rumah Tahfidz Balita Al-Fath (Rutaba Al-Fath) yang berlokasi di Dusun Sumbersari, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang. Rutaba Al-Fath dikenal sebagai lembaga pendidikan nonformal yang menanamkan nilai-nilai Qur’ani sejak usia dini. Namun, keterbatasan ruang dan rak yang kurang sesuai dengan kebutuhan anak-anak menjadi tantangan dalam menciptakan lingkungan belajar yang optimal. Menjawab tantangan tersebut, tim pengabdi merancang sebuah rak buku multifungsi yang juga dapat berfungsi sebagai meja belajar dan tempat penyimpanan mainan edukatif. Rak ini dirancang dengan mempertimbangkan ergonomi anak usia dini, keamanan, dan fleksibilitas, serta menggunakan material ramah lingkungan, sejalan dengan semangat keberlanjutan. Konsep modular diterapkan agar produk mudah disusun ulang sesuai kebutuhan ruang belajar yang dinamis. “Lebih dari sekadar solusi desain, proyek ini adalah bentuk nyata dari pendidikan yang kolaboratif dan berkelanjutan,” ungkap salah satu dosen pelaksana. Yang menarik, program ini juga melibatkan pengrajin lokal dalam proses produksi rak. Mereka diberi pelatihan mengenai teknik perakitan, pemilihan material aman untuk anak, dan finishing yang sesuai standar anak usia dini. Pendekatan ini tidak hanya memperkuat pemberdayaan masyarakat, tetapi juga membuka peluang peningkatan ekonomi lokal melalui keterlibatan aktif dalam sektor kreatif dan pendidikan. Tidak berhenti sampai tahap desain dan produksi, program ini juga menyelenggarakan pelatihan untuk guru dan orang tua mengenai cara optimal menggunakan dan merawat rak tersebut. Di akhir kegiatan, dilakukan monitoring dan evaluasi untuk menilai efektivitas produk dalam mendukung proses belajar-mengajar anak-anak di Rutaba. Kegiatan ini diharapkan tidak hanya berdampak langsung pada Rutaba Al-Fath, tetapi juga dapat menjadi model pengembangan fasilitas pendidikan nonformal lainnya di Indonesia.