PERANCANGAN TEMPAT SAMPAH COMPACT DI SD LANGENSARI KOTA CIMAHI
SD Langensari merupakan salah satu sekolah dasar swasta yang berada di jalan LangensariNo.129A Kelurahan Cibereum Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi. Seperti pada sekolahdasarpada umumnya bahwa SD Langensari merupakan sekolah dasar yang sedang berkembang, memiliki 6kelas dengan waktu penyelenggaraan 5 hari dalam seminggu. Sarana dan prasarana yang dimiliki adalah ruang kelas, ruang guru, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, mushola, toilet, ruang UKS dan lain sebagainya. Jumlah tenaga pendidik yang dimiliki adalah 8 orang guru, 1 orang operator sekolah, 1 penjaga sekolah, 1 orang kepala sekolah. 8 orang guru tersebut terbagi menjadi 6 guru kelas dan 2 guru bidang. Kondisi yang terjadi di SD Langensari sesuai dengan hasil pengamatan atau observasi awal yang dilakukan peneliti ternyata di SD Lengensari belum terdapat sarana tkebersihan berupa tempat sampah yang memadai. Perancangan tempat sampah compact menjadi solusi permasalahan hal tersebut, karena dapat meningkatkan kesadaran siswa terhadap lingkungan.
PERANCANGAN IDENTITAS VISUAL DAN LIVERY LONDRI CUCI KILOAN
Londri cuci kiloan yang berlokasi di grand sharon raya utara no 41, mempunyai permasalahan berupa terbatasnya sumber daya manusia yang berlatar belakang desainer, baik desainer produk maupun desainer komunikasi visual, Londri cuci kiloan seperti halnya laundry lainnya, harus bersaing antar laundry dalam pesatnya pertumbuhan industri penatu di Indonesia, khususnya kota Bandung. Frekuensi Permintaan layanan cuci pakaian yang tinggi, mau tidak mau mengharuskan Rumah londri cuci kiloan untuk membuat inovasi, khususnya kemasan yang lebih representatif. Melalui bentuk dan citra yang dimiliki, Dalam fungsi ini, laundry bag harus mendapat dukungan penuh dari unsur desain-grafisnya, hingga layout yang harus menarik, juga dapat menambah eksposur dalam promosi londri cuci kiloan, untuk dapat berkembang menjadi laundry yang bisa bersaing ditengah geliat pertumbuhan industri penatu di kota bandung dan dapat meyerap lebih banyak tenaga kerja.
PERANCANGAN PLANTABLE PAPER BAG RUMAH MAKAN PECEL LELE METRO
Rumah makan Pecel Lele Metro mempunyai permasalahan berupa terbatasnya sumber daya manusia yang berlatar belakang desainer, baik desainer produk maupun desainer komunikasi visual, Rumah makan Pecel Lele Metro seperti halnya rumah makan lainnya, harus bersaing antar rumah makan dalam pesatnya pertumbuhan industri kuliner di Indonesia, khususnya kota Bandung. Frekuensi Permintaan layanan dibungkus atau dibawa pulang yang tak kalah tinggi dengan frekuensi makan ditempat, mau tidak mau mengharuskan Rumah makan Pecel Lele Metro untuk membuat kemasan makanan yang sustainable. Melalui bentuk dan fungsi yang dimiliki, Dalam fungsi ini material dan fungsi kemasan harus dapat mendukung penuh dan mendorong individu untuk menggeluti pendauran ulang (recycle). Bahkan, sustainability packaging ini juga bertujuan agar para individu dapat menemukan peluang bisnis di balik penggunaan bahan-bahan sustainable yang ada, sehingga bentuk kemasan selain menarik, juga dapat menambah eksposur dalam promosi Rumah makan Pecel Lele Metro, untuk dapat berkembang menjadi Rumah makan yang lebih baik, bisa bersaing ditengah geliat pertumbuhan industri kuliner di kota bandung dan dapat meyerap lebih banyak tenaga kerja.
PERANCANGAN KEMASAN SELF HEATING DAN FROZEN FOOD DAPUR MORA
Tidak dapat dipungkiri, bisnis kuliner merupakan salah satu jenis bisnis yang sangat menguasai pasar saat ini. Bagaimana tidak, dalam pandemi sekalipun, bisnis dibidang kuliner bahkan masih dianggap bisnis yang masih dapat survive, meski juga mengalami penurunan penjualan secara drastis, sektor kuliner dianggap masih tergolong lebih baik dibanding sektor lain. Bahkan disaat awal terjadinya pandemi, para konsumen justru berbondong-bondong menimbun berbagai bekal makanan, mulai dari frozen food, makanan siap saji, makanan instant, makanan ringan hingga berbagai bahan pokok. Makanan instan dan dan frozen food, merupakan jenis makanan yang sangat amat digemari masyarakat. Selain praktis dan mudah diolah, rasa makanan instant dan frozen food juga tidak kalah dengan makanan yang diolah secara komplek. Meskipun terkesan low effort, makanan instant dan frozen food juga dinilai sangat membantu seluruh lapisan masyarakat, terutama masyarakat ibukota, yang cenderung tidak memiliki waktu untuk membuat makanan secara kompleks, hal ini lah yang memicu banyaknya varian makanan instan, mulai dari nasi, mie, bihun, spaghetti, hingga bubur instant. terbatasnya sumber daya manusia yang berlatar belakang desainer, baik desainer produk maupun desainer komunikasi visual, seperti halnya UMKM lainnya, harus bersaing antar UMKM Kuliner dalam pesatnya pertumbuhan industri kuliner di Indonesia, khususnya kota Bandung. Frekuensi Permintaan daring yang tinggi, mau tidak mau mengharuskan UMKM ini untuk membuat digital menu yang efektif dan lebih representatif.
Desain Sudut Baca Ergonomis Pondok Pesantren Al-Furqon
Pondok Pesantren Tahfidz Yatim Dhuafa Al-Furqon terus berkembang sebagai pusat pendidikan yang peduli akan kesejahteraan santri. Sebagai bagian dari komitmen kami dalam meningkatkan lingkungan belajar yang inklusif dan memperhatikan kesejahteraan santri, tim pengabdian masyarakat dari Program Studi S1 Desain Produk telah berkolaborasi erat dengan pengurus pesantren dalam merancang dan mengimplementasikan sudut baca yang ergonomis. Dengan penekanan pada kenyamanan dan kebutuhan praktis, inisiatif ini bertujuan untuk memberikan ruang yang inspiratif dan mendukung untuk kegiatan literasi santri. Desain ergonomis pada sudut baca di pesantren tidak hanya sekadar soal estetika, namun juga mengenai fungsi yang memperhatikan kesehatan fisik dan kenyamanan penggunanya. Melalui kolaborasi yang erat antara tim pengabdian masyarakat dan pihak pesantren, kami berhasil merancang solusi yang tidak hanya memperhatikan ketersediaan ruang, tetapi juga mengakomodasi kebutuhan santri dalam mengakses bahan bacaan secara lebih efisien. Implementasi desain sudut baca yang ergonomis ini melibatkan proses yang menyeluruh, dari pemetaan kebutuhan hingga pengaturan ruang. Dalam perjalanan ini, kami juga mempertimbangkan variasi usia santri dan tujuan penggunaan sudut baca tersebut. Dengan memahami berbagai kebutuhan dan preferensi, kami menghadirkan sebuah ruang yang tidak hanya mempromosikan minat baca, tetapi juga menghadirkan pengalaman yang menyenangkan dan ergonomis bagi setiap individu.