Bachelor of Product Design Telkom University

#desainproduktelkom

Jul
04

Konversi Motor Listrik: Kolaborasi Prodi & Bengkel Magnet Secco

Penguatan Desain Ergonomis dalam Konversi Motor Listrik: Kolaborasi Desain Produk Telkom University dan Bengkel Magnet Secco Bandung, 2025 – Dalam upaya mendukung percepatan transisi energi bersih serta peningkatan kualitas kendaraan listrik hasil konversi, tim Pengabdian kepada Masyarakat dari Program Studi Desain Produk Telkom University melaksanakan sebuah program kemitraan strategis bersama bengkel konversi motor listrik Magnet Secco. Kegiatan ini berlangsung selama enam (6) bulan, dengan fokus utama pada pengembangan dan perbaikan desain panel instrumen motor konversi berbasis prinsip ergonomi dan pendekatan desain human-centered. Fenomena konversi motor berbahan bakar fosil menjadi kendaraan listrik menjadi salah satu solusi paling realistis dalam mendukung program dekarbonisasi nasional. Namun, implementasi di lapangan masih menghadapi tantangan besar, salah satunya adalah minimnya perhatian terhadap aspek desain yang berorientasi pada kenyamanan dan pengalaman pengguna. Hal ini menjadi perhatian khusus dalam program pengabdian masyarakat ini, di mana tim akademik menghadirkan intervensi langsung dalam bentuk perbaikan desain produk konversi, khususnya pada unit Yamaha Xeon 2010. Menggunakan pendekatan design thinking, tim pengabdi melaksanakan rangkaian proses yang meliputi riset kebutuhan pengguna, studi ergonomi, pengembangan model 3D, serta realisasi prototipe menggunakan teknologi additive manufacturing. Komponen utama yang dikembangkan meliputi tombol reverse, sein, power, serta integrasi LCD display sebagai pengganti speedometer analog. Perancangan dilakukan berdasarkan data antropometri pengendara Indonesia untuk memastikan keterjangkauan dan kenyamanan dalam penggunaan panel instrumen tersebut. Dalam pelaksanaannya, tim pengabdi menggandeng Magnet Secco sebagai mitra strategis dalam eksekusi teknis, pengujian, dan validasi desain. Bengkel ini tidak hanya menyediakan unit motor sebagai objek eksperimen, tetapi juga berkontribusi langsung dalam pemasangan modul dan penyesuaian struktur motor tanpa mengubah karakter asli produk. Interaksi aktif antara tim akademik dan teknisi lapangan menjadi nilai tambah dalam menghasilkan solusi desain yang tidak hanya ideal di atas kertas, namun juga praktis dan siap diterapkan di dunia nyata. Selain pencapaian teknis, kegiatan ini juga memiliki dimensi pemberdayaan masyarakat, khususnya dalam peningkatan kapasitas bengkel lokal dalam memahami prinsip desain ergonomis dan teknologi manufaktur aditif. Output dari kegiatan ini meliputi desain panel instrumen ergonomis yang dapat direplikasi, publikasi ilmiah, video dokumentasi kegiatan, serta draft desain industri sebagai luaran potensial untuk pengajuan HKI. Diharapkan, keberhasilan program ini tidak hanya meningkatkan daya saing produk konversi milik Magnet Secco, tetapi juga menjadi role model dalam integrasi antara keilmuan desain dan kebutuhan praktis industri konversi motor listrik. Langkah ini sejalan dengan roadmap riset kelompok keahlian Desain Inovasi Telkom University yang berkomitmen pada solusi desain berkelanjutan dan penguatan ekosistem kendaraan listrik nasional.

DETAIL
Jul
04

PERANCANGAN FASILITAS OLAHRAGA BOXING UNTUK RW 10

PERANCANGAN FASILITAS OLAHRAGA BOXING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SERTA PRESTASI PARA PEMUDA DAN PEMUDI RW 10 YANG TERGABUNG DALAM CSC (CIJERAH SPORTS CLUB), KOTA CIMAHI. Cimahi, 2025 – Gang Perkutut merupakan daerah atau Kawasan yang berada di area administratif Kelurahan Melong, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi. Gang perkutut masuk kedalam RW (Rukun Warga) 10 yang memiliki fasum (fasilitas umum) jalur hijau salah satunya adalah taman dan area terbuka. Lokasi ini dijadikan lapangan untuk kegiatan warga diantaranya senam dan voli. Beberapa waktu terakhir ini fasum di RW 10 dimanfaatkan juga untuk kegiatan Boxing untuk mewadahi potensi yang dimiliki para pemuda dan pemudi. CSC (Cijerah Sports Club) sendiri telah membuahkan prestasi yang baik disetiap kompetisi yang diikuti oleh para anggotanya. Disetiap laga atau kompetisi yang diikuti hampir 90% dimenangkan oleh CSC. Sarana dan prasarana yang saat ini dimiliki CSC adalah 1 (satu) set perlengkapan padding. Aktifitas latihan akan sangat baik apabila fasilitas dan sarana memadai serta kondisi lingkungan dan situasi sekitarnya itu baik. Perancangan fasilitas sarana berlatih boxing sangat dibutuhkan, karena dapat menunjang aktifitas pada saat berlatih, serta dapat meningkatkan prestasi para anggota CSC. Perancangan ini memperhatikan aspek antropometri dan ergonomi. Antropometri, yaitu bidang kajian ergonomi yang berhubungan dengan pengukurandimensi tubuh manusia untuk digunakan dalam perancangan peralatan dan fasilitas sehingga sesuai dengan pemakainya, Nurmianto (1996). Subjek yang menjadi kajian antropometri adalah para pemuda dan pemudi yang tergabung dalam CSC. Metode dalam pengabdian kepada masyarakat skema penerapan teknologi atau seni tepat guna ini adalah perancangan dengan pendekatan studi kasus dari reaksi cepat tanggap terhadap situasi dan kebutuhan yang ada pada masyarakat sasar, metode perancangan yang digunakan adalah User Centered Design (UCD), di mana metode ini merupakan metode yang menetapkan user sebagai pusat dari perancangan, yaitu perancangan yang disesuaikan dengan kebutuhan yang muncul di masyarakat agar tepat guna dalam memenuhi kebutuhan aktivitasnya.    

DETAIL
Jul
04

PERANCANGAN ALAS DUDUK DENGAN PENDEKATAN GOOD FRIENDLY DESIGN

PERANCANGAN ALAS DUDUK UNTUK TK TELKOM BUAH BATU DENGAN PENDEKATAN GOOD FRIENDLY DESIGN   Pengabdian Masyarakat Dosen Ketua : Chris Chalik, S.Ds., M.Sn. Bandung, 2025 – Kenyamanan dan keamanan merupakan aspek penting dalam mendukung kegiatan belajar anak usia dini, terutama di lingkungan taman kanak-kanak. Berdasarkan hasil observasi di TK Telkom Buah Batu, ditemukan bahwa fasilitas alas duduk yang tersedia belum memenuhi standar ergonomi dan kenyamanan yang sesuai untuk anak-anak. Melihat permasalahan tersebut, kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk merancang dan mengimplementasikan alas duduk yang ergonomis, aman, dan ramah lingkungan dengan pendekatan Good Friendly Design. Pendekatan ini mengutamakan aspek keberlanjutan, penggunaan material yang aman bagi anak, serta desain yang menarik secara visual dan sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembang anak. Metode pelaksanaan meliputi observasi, wawancara dengan pihak sekolah, perancangan desain, pembuatan prototipe, serta uji coba dan evaluasi produk oleh pengguna akhir. Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah tersedianya alas duduk yang dapat meningkatkan kenyamanan belajar siswa TK, serta menjadi contoh penerapan desain ramah anak dalam pengembangan fasilitas pendidikan usia dini.

DETAIL
Jul
02

Meja Modular Inovatif: Solusi Ergonomis di POS PAUD Cihaurgeulis

Meja Modular Inovatif untuk PAUD: Desain Produk Tel-U Hadirkan Solusi Ergonomis di Cihaurgeulis Bandung, 2025 – Untuk mendukung kualitas pembelajaran anak usia dini, tim dosen dan mahasiswa Program Studi Desain Produk Telkom University kembali menggelar kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (Abdimas) dengan merancang dan menghibahkan meja belajar modular ke POS PAUD Cihaurgeulis. Inisiatif ini hadir sebagai respon atas tantangan keterbatasan sarana furnitur yang fleksibel dan ergonomis di lembaga pendidikan usia dini tersebut. POS PAUD Cihaurgeulis, yang telah berdiri sejak tahun 2006 sebagai bagian dari program PKK Kelurahan Cihaurgeulis, kini menampung 45 anak didik dengan keterbatasan ruang dan fasilitas. Di tengah keterbatasan itu, tim Abdimas menginisiasi sebuah solusi desain berupa meja modular yang dapat dikonfigurasi ulang sesuai kebutuhan kelas brrdasarkan aktivitas individual, kerja kelompok, hingga kegiatan bermain. “Meja bukan sekadar tempat belajar. Ia bisa menjadi media eksplorasi, interaksi, dan pembelajaran kolaboratif, jika didesain dengan cermat,” ujar salah satu dosen pelaksana. Meja yang dikembangkan memiliki bentuk ergonomis, sudut aman bagi anak-anak, ringan, mudah dipindahkan, dan terbuat dari material ramah lingkungan. Selain fleksibel, desain meja ini juga mempertimbangkan efisiensi ruang serta estetika edukatif dengan warna-warna cerah untuk merangsang perkembangan sensorik anak. Seluruh rangkaian kegiatan, mulai dari observasi kebutuhan, desain, produksi, implementasi, hingga pelatihan untuk guru, dilakukan secara kolaboratif bersama pendidik dan komunitas di POS PAUD. Guru diajak merancang bersama, agar hasilnya benar-benar sesuai kebutuhan nyata di lapangan. Program ini juga melibatkan pengrajin kayu lokal dalam proses pembuatan meja, yang memperkuat dampak pemberdayaan masyarakat. Setelah meja diimplementasikan, proses monitoring dan evaluasi dilakukan untuk melihat sejauh mana desain ini berkontribusi terhadap kenyamanan, fleksibilitas, dan efektivitas kegiatan belajar-mengajar. Dengan pendekatan desain yang berpusat pada pengguna, ditambah pelibatan aktif masyarakat, kegiatan ini menjadi wujud nyata bagaimana desain dapat menciptakan solusi konkret untuk pendidikan inklusif dan berkelanjutan.

DETAIL
Jul
02

Puzzle Edukatif: Mengenalkan Rempah Nusantara Sejak Dini

Mengenalkan Rempah Nusantara Sejak Dini: Tel-U Rancang Puzzle Edukatif untuk PAUD Cihaurgeulis Bandung, 2025 – Warisan budaya Indonesia tidak hanya hidup dalam tarian dan kain tradisional, tapi juga dalam kekayaan rempah-rempah Nusantara yang telah dikenal dunia sejak zaman dahulu. Namun, pemahaman anak-anak terhadap kekayaan rempah tersebut makin tergerus zaman. Menjawab tantangan ini, tim dosen dan mahasiswa Program Studi Desain Produk Telkom University meluncurkan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (Abdimas) berupa perancangan media edukatif puzzle bertema rempah khas Nusantara untuk anak usia dini. Kegiatan ini dilaksanakan di POS PAUD Cihaurgeulis, sebuah lembaga pendidikan nonformal di Kelurahan Cihaurgeulis, Bandung, yang sejak 2006 berperan aktif dalam pendidikan anak usia 3–6 tahun. Mengangkat tema pelestarian budaya dan edukasi sensorik, tim pengabdi merancang puzzle interaktif dengan ilustrasi berbagai jenis rempah seperti pala, kayu manis, cengkeh, dan kunyit—dalam bentuk yang menarik, informatif, dan ramah anak. “Puzzle ini dirancang bukan sekadar sebagai mainan, tapi sebagai alat bantu belajar sensorik dan budaya yang menyenangkan,” jelas perwakilan tim dosen pelaksana. Setiap potongan puzzle dilengkapi informasi sederhana berupa nama, fungsi, dan asal rempah, dengan warna-warna cerah yang menarik perhatian anak-anak. Yang menarik, puzzle ini dibuat dari kayu daur ulang, mendukung prinsip keberlanjutan dan pengajaran nilai cinta lingkungan sejak dini. Selain itu, dalam proses produksinya, program ini juga melibatkan pengrajin kayu lokal, memberikan kontribusi langsung pada ekonomi kreatif di Bandung. Kegiatan tidak hanya fokus pada produk, tetapi juga menyasar integrasi ke dalam kurikulum. Guru-guru PAUD mendapatkan pelatihan khusus untuk menggunakan puzzle ini dalam pembelajaran, sementara orang tua diberi sosialisasi agar dapat melanjutkan proses belajar di rumah. Kegiatan ini pun dilengkapi dengan sesi uji coba, observasi, dan evaluasi bersama anak-anak secara langsung. Melalui media sederhana seperti puzzle, anak-anak tak hanya belajar mengenal warna dan bentuk, tetapi juga mulai memahami cerita di balik kekayaan tanah air mereka. Dan di tangan kecil mereka, masa depan warisan nusantara tetap terjaga.      

DETAIL