Membangun Literasi Anak Usia Dini Melalui Inovasi Ruang Baca Ergonomis di POS PAUD Melati Putih Kota Bandung
Peningkatan literasi anak usia dini merupakan salah satu pilar utama dalam pembangunan pendidikan yang inklusif dan progresif. Sebagai respons atas tantangan ini, dilaksanakanlah sebuah proyek pengabdian masyarakat yang bertujuan memajukan literasi anak usia dini melalui inovasi ruang baca ergonomis di POS PAUD Melati Putih Kota Bandung. Proyek ini merupakan kolaborasi antara para ahli pendidikan, desain, dan komunitas, bertujuan menghadirkan suatu lingkungan belajar yang merangsang minat baca sejak dini. Desain ruang baca yang terinspirasi dari rumah dan jendela, menggunakan material pinus yang ramah lingkungan, diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar yang berbeda bagi anak-anak usia dini. Kombinasi estetika yang menarik dan perhatian terhadap aspek ergonomis dalam dimensi ruangan, furnitur, serta penyusunan koleksi buku berdasarkan perkembangan anak telah menjadi fokus utama dalam pengembangan ruang baca ini. Hasil dari pengabdian masyarakat ini tidak hanya terlihat dari estetika ruang baca yang mengundang, tetapi juga dari respons positif anak-anak. Dengan lingkungan yang sesuai dengan skala dan kebutuhan fisik mereka, anak-anak terlibat secara aktif dalam kegiatan membaca dan belajar. Peningkatan minat baca mereka tercermin dari partisipasi aktif dalam berbagai kegiatan literasi yang diselenggarakan di POS PAUD Melati Putih. Dengan demikian, langkah ini tidak hanya menjadi upaya nyata dalam meningkatkan literasi anak usia dini, tetapi juga menjadi teladan bagi upaya serupa di berbagai wilayah. Ruang baca ergonomis ini membuka peluang untuk memperluas cakupan pendidikan inklusif serta memberikan sumbangan positif dalam mengembangkan potensi anak usia dini sebagai generasi penerus yang cerdas dan berbudaya.
Menyongsong Proses Pembelajaran yang Optimal: Perancangan Kursi dan Meja Ergonomis di POS PAUD Melati Putih, Kota Bandung
Sebuah terobosan signifikan telah terjadi di lingkungan pendidikan anak usia dini di POS PAUD Melati Putih, Kota Bandung. Pengabdian masyarakat yang berfokus pada perancangan kursi dan meja ergonomis telah menghasilkan transformasi dalam fasilitas pembelajaran. Mengingat pentingnya kenyamanan dan keselamatan anak-anak dalam proses belajar, inovasi ini bertujuan untuk menyediakan lingkungan belajar yang mendukung perkembangan optimal anak usia dini. Desain kursi dan meja yang dihasilkan melalui pengabdian ini menggabungkan prinsip-prinsip ergonomi yang didasarkan pada data antropometri anak usia 4-6 tahun. Kursi dirancang untuk memberikan dukungan punggung yang sesuai dan posisi duduk yang nyaman, sementara meja didesain dengan tinggi yang tepat untuk mengurangi tekanan pada tubuh anak ketika mereka belajar. Material yang dipilih dengan cermat juga memberikan kesan kokoh dan aman untuk memastikan kualitas dan ketahanan perabotan dalam jangka panjang. Penyediaan kursi dan meja ergonomis ini bukan hanya sekadar perubahan fisik dalam lingkungan belajar, tetapi juga merupakan langkah penting menuju proses pembelajaran yang lebih efektif dan inklusif. Anak-anak diberikan kesempatan untuk belajar dengan kenyamanan yang tidak terganggu, sambil merangsang kreativitas mereka. Dengan dukungan dari para guru, orang tua, dan komunitas sekolah, langkah ini telah memberikan dampak positif yang signifikan pada semangat belajar dan partisipasi anak-anak. Keberhasilan dari perancangan kursi dan meja ergonomis ini merupakan hasil dari keterlibatan aktif pihak sekolah. Diskusi mendalam dengan orang tua dan guru serta penerapan solusi yang berkelanjutan telah menjadi pondasi utama dalam menciptakan perubahan yang berarti dalam lingkungan belajar anak usia dini di POS PAUD Melati Putih. Pengabdian masyarakat ini adalah awal dari perjalanan yang panjang dalam mengembangkan fasilitas pendidikan yang lebih baik bagi anak-anak usia dini. Dengan komitmen untuk terus berinovasi, pengabdian ini memberikan inspirasi untuk menjadikan lingkungan belajar yang lebih ergonomis dan mendukung proses pembelajaran yang optimal bagi generasi mendatang.
UPAYA MELATIH JIWA URBAN FARMING HIDROPONIK DILINGKUNGAN CIKUTRA KOTA BANDUNG
Masyarakat kota merupakan masyarakan urbanisasi berasal dari beberapa daerah bercampur menjadi masyarakat yang heterogen. Faktor pendidikan, ekonomi, sosial dan lingkungan memperlihatkan dari cara bersikap dan bertingkahlaku dalam kepedulian lingkungan dimasyarakat. Mengaplikasikan kebiasaan hidup bersih dan negkonsumsi makanan sehat dan bergizi untuk merubah gaya hidup sehat yang terhindar dari penyakit. Disisi lain perlunya menjaga lingkungan masih terbilang rendah. Kelurahan Cikutra di Rw 06 Rt 05 dengan ekologi lingkungan padat penduduk, sibuk dengan rutinitas, dekat dengan pusat kota, lingkungan tertutupi oleh aspal dan sedikit lahan tanah untuk berkebun, tidak menutup kemungkinan jika dibiarkan tumbuh penyakit, stanting pada anak, dan tingkat stres meningkat. Hal ini perlu perbaikan dari pola gaya hidup masyarakat yaitu dari segi kesehatan, cara berfikir, olah raga, dan hidup bersih dengan implementasi berupa pelatihan awal adalah mengaplikasikan jiwa urban farming dengan teknik hidroponik pada masyarakat kecamatan Cikutra Kelurahan Cibenying Kidul Kota Bandung. Penggunaan metode (PAR) Participatory Action Research yang bertujuan pada memperdayakan masyarakat dengan progres berupa mengembangkan ilmu pengetahuan di tengah masyarakat untuk menjadi masyarakat yang mandiri dan tim pengabdian sebagai fasilitator. Urban Farming dengan menerapkan teknik hidroponik dengan model NFT (Nutrient film engineering) 200cm x 150 cm dengan memiliki 110 lubang tanam mampu dapat menghasilkan 8 sampai dengan 10 kilo kangkung. Hal ini menjadi sebuah upaya mengatasi permasalahan, menanamkan merupakan salah satu mengatasi stres, dan mengkonsumsi sayur hasil hidroponik membantu memperbaiki ketahanan pangan terutama memperbaiki pola hidup sehat.
PERANCANGAN FASILITAS BELAJAR UNTUK MENUNJANG MINAT BACA SISWA DI SD LANGENSARI KOTA CIMAHI
Fasilitas belajar tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan belajar mengajar. Siswa yang belajar tanpa didampingi dan dilengkapi dengan fasilitas tidak jarang akan mendapatkan kesulitan dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajarnya. Fasilitas belajar merupakan salah satu faktor eksternal yang mendukung hasil belajar siswa disekolah. Perancangan fasilitas belajar berupa rak buku untuk meningkatkan minat baca siswa di SD Langensari ini dimaksudkan agar dapat sesuai dengan standar fasilitas yang harus dipenuhi pada lingkungan sekolah sebagaimana yang tercantum pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007.
DESIGN OF LEARNING FACILITIES TO SUPPORT STUDENTS’ READING INTEREST AT LANGENSARI PRIMARY SCHOOL, CIMAHI CITY
Learning facilities cannot be separated from teaching and learning activities. Students who study without being accompanied and equipped with facilities will often experience difficulties in carrying out their teaching and learning activities. Learning facilities are one of the external factors that support student learning outcomes at school. The design of learning facilities in the form of bookshelves to increase students’ interest in reading at Langensari Elementary School is intended to be in accordance with the facility standards that must be met in the school environment as stated in Minister of National Education Regulation Number 24 of 2007.